Kamis, 10 Januari 2013

Ini duniaku

Apalah arti hidupku ini. Aku hanyalah gadis kecil yang rapuh. Tergeletak diam dalam amarah. Tak pernah ada yang peduli. Emosi selalu menyelimutiku. Aku tak pernah ingin begini. Mengapa harus aku? Hidupku bagai di neraka. Hatiku terasa tercambuki. Jiwa ku terasa terbakar dalam api nya. Aku selalu memberontak. Melepas ini semua. Tapi apa daya. Aku hanyalah gadis kecil yang tak pernah terlindungi. Dan terabaikan. Hari-hari ku hanya diwarnai hitam dan putih. Kalian pasti bertanya-tanya dimanakah ibuku? Apakah aku tak mempunyai teman? Tentu saja punya. Pintu adalah ibuku. Tiang-tiang di koridor tempat tinggalku adalah teman-temanku. Aku bahagia bersama mereka. Mereka selalu mengerti diriku. Mereka bagaikan setitik cahaya terang. Mengisi kegelapan yang menyelimutiku. Tiap hari aku selalu mengunjungi mereka. Mengajaknya bermain. Bahagiaku bersama mereka. Namun mengapa aku selalu merasa tetap sendiri? Aku tak pernah mengerti. Aku tak pernah menemukan jawabannya. Saat ini aku sedang lapar. Aku ingin makan. Aku memberontak. Aku terkam segala yang ada didepanku. Mana makananku? Ah itu dia. Wanita itu menghampiriku. Dia membawa makanan untuk ku yang dibungkus dengan daun pisang. Aku selalu suka itu. Setidaknya mereka tak menaruh makanan ku di piring. Ya. Piring teman-temanku. Aku tak mau ada yang menyakitinya. Wanita itu mendekatiku "Makanlah yang banyak. Lalu jangan lupa minum obat nya. Obatnya ada di sini. Kau tinggal makan saja." Wanita itu bilang begitu padaku. Siapa dia! Beraninya menyuruh-nyuruh ku. "Tidak!aku tak mau! Akan ku tusuk kau" aku menggertaknya. "Anak manis,kau ini sudah tak waras! Kau ini sudah gila! Seandainya kau dapat menyadarinya. Sudahlah. Aku tak peduli padamu. Aku hanya menjalankan tugasku." Nada wanita itu meninggi. Seakan membentakku. "Tidak! Aku tak gila! Aku waras! Beraninya kau bilang begitu! Sekali kau bicara lagi padaku akan kutusuk kau dengab garpu ini!" Aku melawan. Aku sakit hati. Sudah banyak orang mengolok-olokan aku gila. "Jangan banyak bicara cepat kau ma....." suara wanita itu terhenti. Aku kan sudah bilang aku tak ingin bicara dengannya lagi. Ya. Aku menusuk perutnya dengan garpu. Salah sendiri dia begitu. Dan sekarang aku tak lapar lagi. Aku ingin bertemu ibu. Hari ini aku ada janji dengannya. Aku menuju pintu. Dan mulai berbincang-bincang dengannya. Tapi selalu ada yang menggangguku dengan ibuku. Di ibuku terdapat papan bertuliskan "RUMAH SAKIT JIWA" itu sangat menggangguku. Tapi sudahlah. Aku tak peduli.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar